Hai readers…
Aku mau cerita dikit nih….
Tadi malam saat angin sepoi-sepoi menghela wajah ku nan manis.. tiba-tiba sebuah inspirasi datang padaku…
Aku mau membuat PUISI !! <AMAZING Bukaaan !!> GIVE PRAISE PLEASE …. :D #Plok..plokk…plokk…
Dan ini puisi ku !!
Puisi ini tentang kakakku.. kakakku yang berlajar di beranda rumahku bersama terangnya sang rembulan dan gemerlapnya bintang.. <kakakku emang suka belajar dalam kesunyian.. tapi saat ku sarankan untuk belajar di makam seberang gang. Anehnya dia selalu menolak >
Tapi kakakku terlihat lelah gitu deh.. biasa , kalo sudah mepet-mepet ujian kan.. seorang pelajar selalu mengeluarkan jurus SKSnya <sistem kebut semalam> . padahal kan materinya buuuaaannyyyakkk baanggeeett!!
Emang deh .. kakakku ini agak gak mikir kali ya ?? sukanya yang mepet-mepet.. kan kasian !!
Jiwanya mungkin berkata “Aku pasti bisa” tapi sayangnya fisiknya menjawab lain.. (( <niru dialog BBF : Ji hoo: “kau mungkin berkata geum jan di adalah pekerja keras terbaik di-korea tapi ragamu mengatakan hal yang berlainan”> :soal dialog drama korea mah.. aku afal >__< ))
Tapi bukan itu yang bakal aku sampein di puisi ku.. tapi tentang sebuah asa dan cita yang hendak ia raih dalam perjuangan panjangnya.
So.. selamat membaca <comment dong.. ini karya pertama ku loohh…> # Loncat – Loncat ;D
DI SUDUT BERANDA
Kala itu,,
Di sudut beranda rumah nan sunyi
Kudapati sepasang bola mata menatap jauh ke angkasa
Mencoba memahat angan bersama netra berkaca
Mungkin ia letih dengan barisan angka dan kata yang menyapa
Hingga ia tenggelam dalam lamunan kesyahduan suasana bersama suara jengkrik yang menyapa.
Digenggamnya sebatang arang runcing yang berbalut asa.
Sebilah rasa menerangkan mimpi-mimpinya
Tetesan keringat dan air mata menghela wajah mungilnya
Tersirat suatu keraguan dalam benaknya
Akankah sayap-sayap mimpi terbang tinggi seperti angan yang dilukiskannya
Ataukah patah bersama seonggok kekecewaan dalam perjalanannya
Hanya 4 hari penentuan panjang masa belajarnya
Namun kini hantaran doa membulatkan tekadnya
Sepasang kaki akan terus menapak walau kerikil menjadi lintasanya
Sebuah mimpi akan ia raih walau tanpa sayap kendali bersamanya
Berbekal asa, angan, keringat dan balutan doa
Ia percaya, mimpi yang bersanding kerlip bintang di ujung sana
Akan segera ia genggam laksana arang penunjuk arah yang telah akrab dengan jemari lentiknya
...Fin...
THANK YOU for Read.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar