Sinopsis Rooftop Prince episode 14

Sinopsis Rooftop Prince Episode 14

Sinopsis Rooftop Prince Episode 14

Sinopsis Rooftop Prince Episode 14

“Kau bukan orang seperti ini,” kata Yi Gak membandingkan Se Na dengan putri mahkotanya. “Kenapa kau membohongiku?”
“Karena aku mencintaimu. Tae Young, aku mencintaimu.” kata Se Na dengan mata berkaca-kaca, “Jadi rasanya sangat menyakitkan  saat aku melihat Park Ha selalu ada di dekatmu,.”

“Jadi karena itu kau menipuku? Dan mengirim Park Ha keluar negeri? Apa itu masuk akal?” tanya Yi Gak berapi-api.
“Sebenarnya. . sebenarnya Nenek yang menyuruhku untuk memberikan tiket itu pada Park Ha,” tutur Se Na lirih. Air matanya mengucur semakin deras. “Maafkan aku. Walaupun itu adalah perintah nenek, tak seharusnya aku melakukannya. “
Haahh?? Se Na benar-benar kawakan nih. Kebohongannya membuat Yi Gak terpana dan otomatis Se Na selamat dari kasus amplop tertukar itu. Bahkan Yi Gak juga minta maaf atas nama neneknya.
Tapi Se Na berpura-pura baik dan berkata, “Bukan, semua itu salahku.”

Setelah bertemu dengan Yi Gak, Se Na buru-buru menelepon nenek untuk menemuinya. Rupanya Se Na khawatir kebohongannya akan terbongkar jika sewaktu-waktu Yi Gak bertanya pada neneknya. 
Tentu saja nenek marah dan menyetujui tindakan Se Na saat Se Na menceritakan  kalau Yi Gak menyewakan apartemen untuk Park Ha. Se Na berpura-pura menyesal karena ia telah melakukan sesuatu yang tak seharusnya ia lakukan yaitu menukar tiket pesawat dalam amplop yang ada kontrak apartemen di amplop yang seharusnya diberikan pada Park Ha.
Nenek menyetujui tindakan Se na bahkan berkata kalau Se Na terlalu baik dengan memberikan tiket pesawat pada Park Ha. Seharusnya Se Na langsung mengusirnya saja. 

Se Na juga minta maaf pada nenek. Karena  takut Yi Gak marah padanya, ia telah mengkambinghitamkan nenek sebagai orang yang menyuruhnya memasukkan tiket itu. Tapi Nenek tak mempermasalahkannya. Se Na boleh menggunakan nenek sebagai alasan dan pura-pura tak tahu apa-apa.
Se Na menatap nenek dengan rasa terima kasih yang mendalam. Kebohongan yang ia katakan pada Yi Gak sudah aman terkendali.
Namun Yi Gak ternyata tak sepolos dugaan Se Na. Ia berpikir ulang semua kata-kata Se Na dari saat ia mengaku kalau amplop itu tertukar hingga alibi Se Na saat Yi Gak memberikan bukti stempel itu. Sepertinya kecurigaan Yi Gak pada Se Na tetaplah ada. Ia mengikuti Se Na  yang pergi ke rumah nenek, dan setelah itu ia juga mengikuti Se Na masuk ke dalam sebuah gedung apartemen.
Betapa kagetnya saat melihat Se Na menemui Tae Moo  di tempat parkir dan Tae Moo memeluknya.
Sinopsis Rooftop Prince Episode 14
Tae Moo meminta Se Na untuk kembali ke apartemennya lagi karena toh ayahnya sudah mengetahui hubungan mereka. Ia mau menerima Se Na apa adanya.
Tapi Se Na masih tak mau. Ia melepaskan pelukan Tae Moo dan berkata kalau sekarang ia telah bertunangan.
Se Na pergi dan masuk ke dalam mobil, meninggalkan Tae Moo yang berteriak, “Tae Young tak pernah mencintaimu. Akulah yang selalu mencintaimu.!”
Teriakan itu terdengar dari dalam mobil Yi Gak. Tentu saja Yi Gak terkejut mendengarnya.
Yi Gak masih membuntuti Se Na yang berhenti di sebuah gedung yang langsung Yi Gak ingat kalau Park Ha pernah membawanya ke rumah ini untuk menemui ibunya.
Kebetulan seorang wanita keluar dan Yi Gak mengenalinya sebagai ibu Park Ha dan bertemu Se Na. Betapa kagetnya Yi Gak saat Se Na memanggilnya ibu Park Ha dengan sebutan ibu. Se Na juga bertanya tentang kota tempat kerja Park Ha yang baru.
Semua petunjuk telah terbuka.  Di pinggir sungai, Yi Gak berpikir ulang bagaimana putri mahkota meninggal, dan bagaimana ia bertemu dengan Se Na. Ia juga teringat pertanyaan Park Ha yang bertanya tentang kemiripan antara putri mahkota dengan Se Na, bukan dari sisi penampilan tapi dari sisi kepribadiannya. Ia juga teringat kelesuan Park Ha saat menceritakan kakaknya yang ternyata adalah Se Na. 
Dan ia pun bertanya-tanya, “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku melanjutkan jalan yang telah aku jalani? Atau haruskah aku mengambil jalan lain?”
Yi Gak sadar kalau ia memilih jalan yang lain, ia mungkin tak dapat mengendalikan apa yang terjadi selanjutnya dan ia tak dapat menemukan alasan mengapa ia melintasi waktu ke jaman ini. Dan akibatnya pintu untuk kembali ke masanya akan tertutup. Memikirkan hal ini, ia bertanya pada dirinya sendiri, “Sebagai putra mahkota, apa yang sebaiknya aku lakukan?”
Yi Gak mengajak Se Na bertemu kembali. Se Na datang dengan gembira karena pada tadi siang ia merasa kecewa dengan pertemuan mereka. Tapi Yi Gak tak membalas kegembiraan Se Na. Dengan muka keruh, ia menyuruh Se Na untuk duduk.
“Hong Se Na-ssi. Watak aslimu sebenarnya yang mana? “ tanya Yi Gak langsung.
Se Na kaget, tak mengerti ucapan Yi Gak.  Jika Yi Gak ingin mencari tahu masalah tiket pesawat, Yi Gak dapat langsung bertanya pada neneknya sendiri.
“Stop! Jika kau berkata satu kebohongan lagi, aku benar-benar tak akan memaafkanmu,” sentak Yi Gak.
“Kau itu kenapa, sih? Kapan aku pernah berbohong?” Se Na pura-pura marah dan beranjak dari kursinya. “Lebih baik aku pergi saja.”
Yi Gak bangkit dari kursi dan mencengkeram lengan Se Na, menyuruhnya untuk duduk kembali. Dengan nada mengancam ia berkata, “Sampai aku selesai berbicara, jangan pernah berpikir untuk bergerak sedikitpun.”
Ketakutan, Se Na mematuhi perintah Yi Gak. Yi Gak pun membeberkan apa yang baru saja ia ketahui.
  
“Sebenarnya kau dan Tae Moo berpacaran, tapi kau menipuku dan menyembunyikan hubungan itu. Sebenarnya kau dan Park Ha adalah kakak beradik, tapi kau menyembunyikannya dariku dan mengatakan kalau kau tak memiliki adik perempuan.”
Tangan Se Na gemetar mendengar rahasianya satu persatu mulai terbongkar. Tapi Yi Gak belum selesai berbicara.
Dengan nada geram Yi Gak berkata, “Kau berbohong untuk menutupi kebohonganmu yang lain. Pernahkah kau berkata jujur padaku? Hahh?! Semua dalam dirimu adalah hanya kebohongan.” Yi Gak berkata lebih pelan, namun menusuk hati Se Na. “Kau bukanlah orang yang aku cari. Aku tak dapat menikahimu. Pergilah sekarang juga.”
Se Na gemetar, shock mendengar Yi Gak memutuskan pertunangan mereka. Ia tak mempu bergerak sedikitpun, hingga Yi Gak harus berteriak padanya, “Kataku, pergilah sekarang juga!”
Yay! Hore untuk Pangeran Yi Gak.
Se Na meninggalkan Yi Gak dengan air mata di pipi dan ia pergi ke pub untuk minum-minum. Hmm.. sepertinya bukan patah hati yang dirasakan Se Na sekarang. Tapi dendam kesumat pada Yi Gak.
Yi Gak memberitahukan keputusannya untuk tak menikahi Se Na pada ketiga pengikutnya. Tentu saja ketiga pengikutnya kaget tak mempercayai ucapan junjungannya. Mereka bertanya, lalu bagaimana cara mereka dapat kembali ke Joseon? Bukankah menjadi sia-sia mereka pergi melintasi waktu ke jaman sekarang?
Tak bisa memberi jawaban pada pertanyaan mereka, Yi Gak hanya dapat meminta maaf karena keputusannya ini.
Keputusan Yi Gak ini membuat ketiga Joseoners duduk kesal di kursi teras. Merasa tak mungkin lagi kembali ke Joseon, mereka membuka hadiah yang akan mereka bawa untuk keluarganya. Chi San mulai menempelkan koyo ke badannya, Young Sul memakan dendeng yang seharusnya untuk ayahnya, dan Man Bo.. well karena yang ia beli adalah krim wajah untuk adiknya, ia mengoleskan krim itu di tangannya. Hmm.. kenapa gak diwajah saja sekalian, ya..
Chi San menyalahkan Yi Gak yang menyukai Park Ha sehingga pertunangan dibatalkan. Tapi Man Bo berpikir lain. Jika Yi Gak dan Park Ha saling menyukai satu sama lain, bukankah ini juga disebut takdir?

Tapi Young  Sul merasa Yi Gak egois, karena perjalanan lintas waktu ini tak hanya berkaitan dengan diri Yi Gak sendiri. Chi San menyetujui pendapat Young Sul dan menambahkan kalau Yi Gak tak bertanggung jawab.
Man Bo menggebrak meja dan marah. Ia menunjuk pada Young Sul, “Kau.. jika bukan karena Yang Mulia, kepalamu pasti sudah terpenggal di Joseon.” Ia juga menunjuk perut Chi San, “Jika kau masih ada di Joseon, sekarang kau pasti sudah mati karena usus buntumu tak bisa dioperasi.”
Man Bo menyadarkan kedua temannya, “Jika bukan karena Park Ha noona, saat kita sampai di jaman ini, kita pasti akan jadi pengemis di jalanan. Jika Yang Mulia memang membatalkan pertunangannya, aku ingin memberitahukan kabar ini pada Park Ha-ssi.” 
Young Sul dan Chi San menyadari kebenaran kata-kata Man Bo dan setuju untuk memberitahukan pada Park Ha. Tapi mereka kan tak tahu ada dimana Park Ha sekarang?
Dengan senyum bangga, Man Bo bertanya balik, “Dari sekian banyak tempat wisata yang ada, kalian pikir kenapa aku mengusulkan kota Jinan?”
Wajah kedua temannya memancarkan kata, “aaahhh.. ternyata kau sudah tahu, ya” dan berbekal kesadaran itu, mereka berdiri dengan tekad baru.


Namun.. untuk sesaat ketiganya menghilang. Kali ini seluruh badan, walau hanya sepersekian detik, untuk kemudian muncul lagi. Dan mereka tak menyadarinya.
Di Jinan, Park Ha mengingat lagi ucapan Yi Gak yang tak pernah  ingin mengirimkan Park Ha ke Amerika dan bagaimana perasaan yang sesungguhnya pada Park Ha.
Tiba-tiba terdengar suara yang ia kenal baik memanggilnya. Ia kaget melihat ketiga Joseoners datang tapi ia menyuruh mereka masuk. Di dalam kamar, Man Bo menjelaskan kalau mereka tahu alamat Park Ha dari alamat yang tertera di paket yang akan Mimi kirimkan. Park Ha hanya bisa meminta maaf saat Chi San mengatakan kalau mereka semua khawatir karena Park Ha tiba-tiba menghilang .
Tapi mereka segera melupakan hal itu dan meminta Park Ha untuk membuatkan omurice, karena mereka lapar. Kalau Park Ha mau membuatkan, sebagai gantinya mereka akan memberitahukan kabar baik untuk Park Ha.
Hehe.. tidak diberitahukan kabar baik pun, Park Ha pasti juga mau membuatkan omurice, kok.
Setelah ketiga piring omurice disajikan (lengkap dengan makanan pendamping), mereka mulai memberitahukan kabar baik itu.
“Saat mendengarnya, kau jangan pingsan, ya,” pinta Man Bo.
“Yang Mulia..” Chi San mulai berkata. Tapi Young Sul sudah tak sabar dan memotongnya, “telah memutuskan pertunangannya dengan Sekretaris Hong Se Na.”
Park Ha sangat kaget mendengarnya. Ditemani Chi San, Park Ha keluar kamar dan bersiap-siap untuk pergi mengejar kereta terakhir ke Seoul. Tapi Man Bo dan Young Sul tak kunjung keluar. Chi San masuk lagi dan menyuruh Man Bo untuk segera menyelesaikan omuricenya.
Tak seperti biasanya Man Bo makan omurice perlahan-lahan. Dan yang namanya perlahan-lahan adalah mengambil nasi dengan sumpit, sebutir demi sebutir nasi. Young Sul yang menemaninya sudah tak sabar, “Rasanya mau mati melihatmu makan.” Tapi Man Bo tetap acuh dan malah mengambil potongan wortel seupil dan berkata, “sepertinya aku ingin makan wortel,” dan ia memasukkan wortel itu ke dalam mulutnya.
LOL. Mak Comblang yang satu ini benar-benar pintar, deh..
Chi San keluar dan meminta Park Ha untuk pergi ke terlebih dahulu, dan mereka bertiga akan menyusul. Park Ha menyetujui dan segera berlari pergi. 
Chi San masuk kamar Park Ha dengan kesal dan memberitahukan kalau Park Ha telah pergi. Mendengar itu, Man Bo langsung memakan omurice-nya dengan lahap dan mengeluh kalau ia sudah sangat lapar. Chi San dan Young Sul heran melihat kelakukan Man Bo yang berubah 180 derajat. 
Maka Man Bo menjelaskan pada kedua mak comblang yang masih amatir ini kalau mereka seharusnya memikirkan perasaan Yi Gak dan Park Ha yang pasti ingin berbincang-bincang berdua dengan lebih lama. Chi San dan Young Sul pun tersadar akan kebenaran ucapan Man Bo. Tapi jika mereka harus berada di Jinan untuk sementara waktu, apa yang harus mereka lakukan?
Jangan khawatir, karena Mak Comblang Man Bo memiliki ide gemilang untuk menghabiskan waktu.
Yaitu pergi ke kolam renang. Bukan untuk berenang tapi melihat gadis-gadis yang memakai baju renang. Mereka bertiga melongo melihat penampilan gadis-gadis yang tak mungkin mereka lihat di Joseon.
Setelah menikmati pemandangan itu, Man Bo mulai menggambar apa yang mereka lihat tadi ke sebuah kertas. Chi San mengagumi keahlian Man Bo dan memujinya yang sangat pintar menggambar. Young Sul? Ia juga mengagumi gambar Man Bo yaitu seorang wanita memakai baju bikini. LOL.
Dan saking kagumnya akan gambar Man Bo yang tampak realistis, Young Sul meneteskan air liur sehingga menetes di pipi wanita yang digambar Man Bo.
Man Bo dan Chi San berteriak jijik melihat tetesan itu. “Ngiler?” tuduh Man Bo dan Chi San serempak.
Buru-buru Young Sul mengusap bibirnya agar tidak ngiler lebih banyak lagi. Man Bo bertanya curiga, “Tetesan air itu dari mana? Dari hidung atau dari mulut?” 
“Dari hidung,” tangan Young Sul yang tadi mengusap bibir langsung mengusap hidung seolah-olah ia lagi pilek.
Double LOL.
Park Ha sampai di rumah dan menemukan Yi Gak yang termenung di halaman. Tanpa ba-bi-bu Park Ha bertanya apakah benar Yi Gak membatalkan pertunangannya?  Yi Gak kaget karena Park Ha telah mendengarnya.
Sinopsis Rooftop Prince Episode 14
“Mulanya kau mengatakan ingin bertunangan, sekarang tidak. Apa alasanmu?” tanya Park Ha.
“Kenapa kau yang malah ribut akan gagalnya pertunanganku?” tanya Yi Gak balik bertanya.
“Apakah kau datang dari Joseon karena alasan yang remeh? Jika kau membatalkan pertunangan bagaimana kau bisa tahu alasan mengapa kau melintasi waktu ke jaman ini?” Park Ha menguliahi Yi Gak panjang lebar.“Bagaimana kau bisa kembali ke Joseon?”
Mendadak Yi Gak memeluk Park Ha, membuat Park Ha terdiam. “Apakah kau pikir sekarang aku merasa tenang? Aku tak punya jalan keluar yang lain. Tak ada jalan lainnya lagi.” Park Ha ingin berbicara, namun Yi Gak memeluknya lebih erat lagi, “Maafkan aku. Mulai sekarang, aku tak akan mempersulit dirimu lagi.”
Mendengar janji Yi Gak padanya, Park Ha tak kuasa menahan air matanya dan membalas pelukan Yi Gak.
Se Na kembali ke apartemen lagi. Betapa kagetnya ia melihat Tae Moo masih menungguinya. Ia heran mengapa Tae Moo tak membencinya setelah apa yang telah ia lakukan? Tae Moo berhak membencinya.
Tae Moo memeluk Se Na, menenangkannya kalau ia mengerti perasaan Se Na. “Di dunia ini hanya ada kita berdua dan kita hanya perlu saling mendukung dan saling memiliki dan mereka akan berbahagia selamanya.”
Se Na membalas pelukan Tae Moo dan berkata kalau mulai sekarang ia akan menuruti semua kata-kata Tae Moo. Ia akan melakukan semua permintaan Tae Moo, berpura-pura menjadi putri CEO Jang yang hilang. Hanya ada satu permintaannya, “Singkirkan Park Ha. Juga Tae Young.”
Tae Moo menyanggupi permintaan Se Na.
Whoa.. freaky. Dua pasang kekasih dengan cinta yang sama-sama besar, tapi cara pembuktian cintanya berbeda 180 derajat.
Keesokan paginya, Se Na pergi ke rumah. Tapi Yi Gak mencegahnya untuk masuk. Se Na menolak, karena nenek sendiri meneleponnya untuk datang ke sini. Tapi Yi Gak tetap melarangnya. Ia yang akan memberitahukan pada nenek tentang pembatalan pertunangan mereka. Ia yang akan mengatakan pada nenek kalau batalnya pertunangan ini murni karena kesalahannya, dan bukan karena Se Na.
Se Na merasa curiga karena Yi Gak berlaku baik padanya. Tapi sepertinya Yi Gak tak ingin membuka aib Se Na pada nenek. Jadi ia meminta agar Se Na kembali pada kehidupannya sebelum bertunangan dengannya dan ia akan menyelesaikan yang lainnya.
Yi Gak masuk ke rumah disambut oleh Tae Moo yang merasa gembira karena telah mendengar pertunangan sepupunya telah batal. Yi Gak hanya memandang Tae Moo dingin dan duduk menemui nenek.
Ia ingin menjelaskan tentang batalnya pertunangannya, tapi nenek tak ingin mendengarnya. Kalau pertunangan memang sudah batal, ya sudahlah. Yang lebih penting sekarang adalah masalah posisi CEO yang akan dibicarakan di rapat pemegang saham yang sebentar lagi tiba dan nenek meminta Tae Moo dan ayahnya untuk mendukung Tae Young sebagai CEO berikutnya.
Tae Moo dan ayahnya tentu saja kaget. Ayahnya langsung protes dengan keinginan nenek. Tapi Tae Moo berhasil menyembunyikan perasaannya dan mengatakan kalau pemilihan CEO adalah keputusan yang diambil oleh seluruh pemegang saham.
Namun nenek malah meminta Tae Moo agar Tae Moo membantu meyakinkan para pemegang sahan agar posisi CEO dapat jatuh ke tangan Tae Young. Tae Moo terkejut mendengar  permintaan nenek.
Di mobil, ayah mengungkapkan kekesalannya dan berharap kalau ia dapat mengontrol rapat pemegang saham berikutnya. Tae Moo yang sudah mempunyai kartu As meyakinkan ayahnya kalau hal ini segera terjadi. Ayah tak percaya pada kata-kata Tae Moo. Bagaimana mungkin mereka bisa mengontrol kalau CEO Jang belum menunjukkan langkah positif pada mereka?
Dan Tae Moo mengatakan kalau Hong Se Na adalah putri kandung CEO Jang yang hilang.
Setelah mendengar rahasia itu, ayah ditemani Tae Moo langsung menemui Se Na di apartemen dan meminta maaf karena salah paham padanya. Ia sebenarnya sudah tak percaya kalau Se Na berasal dari keluarga penjual ikan di pasar karena Se Na pantasnya berasal dari keluarga baik-baik.
Heheh.. ternyata ayah penjilat juga. Se Na tak mempermasalahkan kejadian sebelumnya karena sebenarnya ia juga terkejut akan kenyataan yang baru saja ia dapatkan. Ayah berkata akan mengembalikan posisinya di perusahaan seperti sebelumnya. Dan ayah meminta agar mulai sekarang mereka dapat bekerja sama lebih baik lagi.
Tae Moo tersenyum melihat semua masalahnya berakhir dengan bahagia.
Saat hanya berdua, Tae Moo mulai membeberkan rencananya yaitu mempersiapkan dokumen medis sebagai bukti. Ia akan meminta contoh DNA CEO Jang, dan Se Na harus mendapatkan beberapa helai rambut Park Ha yang akan dites DNA.

Park Ha sedang membersihkan halaman sebelum kembali ke Jinan. Tapi ketiga Joseoners tiba di rumah dengan membawa seluruh barang Park Ha yang di Jinan. Park Ha protes karena mereka mengepak barang-barang tanpa bertanya lebih dulu padanya.
“Karena kami tahu kalau kau pasti melarang kami untuk mengepak barang-barangmu,” kata Chi San.

Aww.. mak comblangnya sudah semakin pintar, nih.


Mereka ingin menemui junjungannya. Tapi Park Ha memberitahu kalau Yi Gak sudah pergi ke kantor.  Mereka pun buru-buru pergi menyusul Yi Gak.

Di kantor, Yi Gak meminta pengikutnya untuk menyelidiki Tae Moo dan Se Na. Mereka kaget mendengar perintah Yi Gak.


Tapi Yi Gak menjelaskan mengapa ia meminta hal itu. Alasan mereka melintasi waktu adalah menyelidiki kematian putri mahkota. Tapi putri mahkota dan Se Na memiliki kepribadian yang sangat berbeda, “Menemukan kenyataan ini pasti adalah salah satu alasan mengapa kita melintasi waktu ke jaman sekarang. Jadi aku meminta kalian menyelidiki hubungan antara Tae Moo dan Hong Se Na.”

Saat hanya bertiga, Man Bo tak percaya pada kemungkinan putri mahkota memiliki hubungan rahasia dan memiliki sifat culas. Tapi Chi San merasa gossip istana itu mungkin ada benarnya juga. Man Bo dan Young Sul kaget, gossip apa?



“Ada gossip yang menyebar di istana kalau putri mahkota sebenarnya adalah wanita yang jahat dan tak mengenal belas kasihan. Tentu saja jika ada orang yang menyebarkan gossip itu, maka ia akan dihabisi. Oleh karena itu mereka menutup mulut mereka rapat-rapat. Sekarang aku jadi ingin tahu apakah mungkin gossip itu benar,” kata Chi San.

Chi San menceritakan salah satu gossip yang pernah ia dengar, yaitu saat Putri Mahkota mengetahui kalau adiknya yang terpilih sebagai  putri mahkota adalah adiknya, maka ia merusak wajah adiknya sehingga pada akhirnya ialah yang dipilih menjadi putri mahkota.


Man Bo dan Young Sul langsung mengabaikan gossip itu. Bagaimana mungkin ada orang yang tega melakukan tindakan seperti itu?

Kegiatan pencari fakta mulai dilakukan. Young Sul berkenalan dengan manager keamanan perusahaan saat menolong manajer itu dari seseorang yang ingin merampas kopernya. Chi San mulai menggunakan bakatnya, berbaur dengan para pegawai wanita, menggali gossip di sana sini tentang Tae Moo.

Tiba saatnya Yi Gak untuk mempresentasikan produk baru yaitu paket wisata ke Jinan. Tae Moo memandang Yi Gak sebelum memandang foto Tae Young asli yang ada di dalam handphonenya. Dengan percaya diri, Yi Gak menyebutkan kelebihan yang mereka miliki dalam paket tur wisata ini.

Namun peserta rapat tak mendengarkan kata-kata Yi Gak malah ribut sendiri. Mereka melihat di layar presentasi yang seharusnya menampilkan pemandangan Jinan, malah terpampang wajah Tae Young yang terbaring lemah.

Yi Gak kaget melihat wajah Tae Young asli muncul di layar. Di tengah keributan yang terjadi, Tae Moo bangkit dan mengumumkan, “Tae Young sebenarnya terbaring  koma di rumah sakit. Kemungkinan sembuhnya sangatlah kecil. Dan pria di depan ini menggunakan kesempatan ini dan mengambil identitas Tae Young. Pria di depan ini adalah palsu!”

Nenek kaget dan berkata, “Apa yang sebenarnya terjadi?” sebelum akhirnya pingsan. Yi Gak mencoba melarikan diri, tapi Tae Moo segera menahannya dan meninjunya hingga terjatuh.

Tae Moo tersenyum puas. Tapi …

Ternyata itu adalah imajinasi Tae Moo saja. Karena yang sebenarnya adalah presentasi Yi Gak berlangsung mulus dan semua memuji pekerjaan Yi Gak yang kali ini tanpa cela. Tapi imajinasi Tae Moo ini cukup menghibur hatinya.

Keluar ruang rapat Tae Moo menepuk bahu Yi Gak bersahabat menyelamatinya. Tapi walaupun nadanya bersahabat, kata-katanya mengandung ancaman, “Kau telah bekerja keras menggali informasi tentangku. Apakah kau telah menemukan apa yang kau cari? Ingatlah, waktumu bermain-main di sini tinggal menghitung hari.”

Di rumah Se Na mengajak Ibu untuk pergi keluar bersama-sama. Ibu mengerutkan kening mendengar permintaan Se Na karena permintaan itu terakhir kali diucapkan Se Na saat Se Na kelas tiga SD. Maka ibupun bertanya, “Apakah luka karena pertungananmu dibatalkan sangatlah parah?”
LOL.

Ibu meminta Se Na tak perlu bersedih karena batalnya pertunangan itu. Tapi Se Na menenangkan ibu kalau ibu tak perlu mengkhawatirkannya. Tapi ibu semakin kaget karena selain mengajak ibu pergi, ia juga meminta ibu untuk mengajak Park Ha.


Tentu saja ibu sangat gembira karena bisa melihat Park Ha dan Se Na makan berdua bersamanya lagi. Park Ha agar ragu dengan keramahan Se Na yang diluar kebiasaan apalagi memberikan daging yang telah masak untuknya dan memintanya memanggil eonni lagi.

Ibu menganggap hal ini terjadi karena Se Na mendapat pelajaran dan  bertambah dewasa seiring pertunangannya yang dibatalkan. Ibu meminta Park Ha untuk memaafkan Se Na.

Park Ha hanya dapat tersenyum walau masih ragu untuk memanggil Se Na dengan panggilan eonni.


Mereka kemudian pergi ke sauna bersama-sama. Melihat rambut Park Ha yang basah, Se Na menawarkan sisirnya yang masih baru pada Park Ha. Walaupun ragu, tapi Park Ha menerimanya dan menyisir rambutnya yang basah. Se Na meminta tolong pada Park Ha agar membelikan minuman untuk mereka terlebih dahulu, dan ia akan menyusulnya nanti.



Park Ha menuruti permintaan Se Na dan mengembalikan sisir itu. Setelah Park Ha keluar dari ruangan, Se Na memasukkan sisir itu ke dalam plastik dan menyimpannya ke dalam tas.

Whoaa.. professional banget nih si Se Na.


Se Na masuk saat Park Ha sedang bercanda dengan ibunya. Ia bergurau dan menyuruh Park Ha minggir karena ibu adalah ibunya. Ibu dan Park Ha tersenyum melihat kecemburuan Se Na. Se Na bertanya pada Park Ha apakah ia memiliki kenangan bersama ibu kandungnya?

Park Ha tak memiliki kenangan sedikitpun. Yang ia tahu hanya cerita yang pernah ia dengar dari ayahnya. Ketika ia berumur satu tahun, dan lantai ruangan sangat dingin karena mereka tak mempunyai uang untuk membeli pemanas, dan ayah meletakkan dirinya ke atas perut agar ia tak merasa kedinginan.
Mengingat sifat suaminya, Ibu merasa ayah Park Ha pasti melakukan hal itu bahkan mungkin lebih.


CEO Jang datang lagi ke Korea, dijemput oleh Tae Moo dan Ayah. Saat mengetahui Se Na tak datang menjemput, CEO Jang memutuskan untuk pergi sendiri.

CEO Jang pergi menemui ibu di taman untuk berbincang-bincang. Tiba-tiba ia limbung dan hampir terjatuh. Ibu cepat-cepat menangkapnya. Ibu mengajak temannya untuk pergi beristirahat di suatu tempat.

Dan tempat terdekat yang cukup nyaman adalah rumah Park Ha. Ibu meminta agar Park Ha menemani CEO Jang karena ia harus pergi bekerja lagi di pasar. Park Ha meminta ibu untuk tak perlu khawatir.

Park Ha mengantar kepergian ibu, dan saat berbalik, betapa kagetnya ia melihat Yi Gak sudah berdiri dekat di sampingnya. Yi Gak menghardik Park Ha yang tak mengenalkan ia pada ibunya.

Tentu saja Park Ha balik memarahi Yi Gak (yang berpikiran Joseon banget, dimana semua orang harus menghormat pada pangeran). Di jaman ini, yang mudalah yang seharusnya memperkenalkan diri dan menambahkan, “Kalau kau tinggal di jaman ini, kau harus mengikuti aturan jaman tersebut.”

Yi Gak kesal mendengarnya. Ia memanggil para pengikutnya untuk menjadi pendukungnya. Tapi yang dipanggil ternyata sedang beradaptasi dengan jaman sekarang. Bermain WII, mendengarkan MP3 dan browsing internet.
Park Ha tersenyum menang dan meninggalkan Yi Gak yang menggumam jengkel, “Aku akan menghukum mereka semuanya.”

Malam harinya, mereka makan bersama termasuk dengan CEO Jang. Kali ini Park Ha memasak sup seafood dan menyajikan pada CEO Jang, karena CEO Jang adalah yang paling tua.

Selanjutnya? Berdasarkan urutan kebangsawanan tentu saja Yi Gak. Yi Gak sudah menyodorkan piringnya, tapi ia kalah cepat. Ketiga pengikutnya yang duduk lebih dekat dengan Park Ha sudah menyodorkan piring terlebih dahulu. Dan Park Ha menyajikan makanan berdasarkan urutan siapa yang paling dekat. Pertama adalah Chi San, Young Sul dan terakhir Man Bo.


Yi Gak melongo melihat seafood di dalam panci sudah menipis. Ia pun merajuk, “Kalau kau memberikan semuanya pada mereka, tak ada sedikitpun yang tersisa untukku.”

Mendengar Yi Gak merajuk, Park Ha hanya tersenyum dan berkata kalau masih banyak yang tersisa untuknya. Dan ia pun menambahkan, “Dasar serakah.” Kata-kata itu membuat ketiga pengikutnya menertawai junjungannya.

Yi Gak melotot pada pengikutnya yang berani menertawainya. Tapi Park Ha ganti melotot pada Yi Gak yang bersikap tak sopan di depan tamu. Sambil menyendokkan sayur ke dalam piring Yi Gak, Park Ha berkata kalau masih banyak yang tersisa dalam pancinya.


LOL. Maksud Park Ha yang tersisa adalah sayurannya.

Walaupun kesal ia menerima piring yang telah terisi sayur. Namun matanya berbinar-binar saat merasakan sup yang dimasak Park Ha.

Aww.. kayaknya kalau yang dimasak Park Ha adalah nasi campur garampun, bagi Yi Gak akan terasa enak.

CEO Jang tersenyum geli melihat bagaimana Park Ha yang memperlakukan Yi Gak berbeda dibanding ketiga pria yang lain.

Menyadari kesehatannya semakin memburuk, CEO Jang mempersiapkan surat wasiat yang memberikan semua saham perusahaan Home & Shopping kepada putri yang telah ia temukan, yaitu Se Na.

Namun Tae Moo memberikan kabar yang mengejutkannya. Tae Moo memberitahukan kalau ia telah menemukan putrinya yang hilang. CEO Jang tentu saja gembira mendengarnya. Ia ingin segera bertemu dengan putrinya tersebut, In Joo (nama kecil Park Ha sebelum diganti oleh ayahnya).

Bersama Tae Moo, ia pergi ke restoran tempat putrinya duduk menungguinya. Betapa kagetnya ia melihat Se Na. Tae Moo menyadari keraguan CEO Jang dan mengatakan kalau iapun juga terkejut mengetahui kalau tes DNA Se Na cocok dengan DNA CEO Jang.

Tae Moo mengajak CEO Jang untuk menemui Se Na, tapi CEO Jang meminta untuk  menunda pertemuannya sebentar karena sarafnya tegang mendapati kenyataan yang mencengangkan ini.

Ia kembali ke dalam ruangannya, melihat dokumen wasiat yang baru saja ia tanda tangani dan bertanya dalam hati, “Se Na, kau adalah putriku. Tapi kau bukanlah putri yang kucari. Apa yang sedang kau rencanakan? Kenapa kau mencoba menipuku?”

Park Ha sedang mencuci sprei di halaman dengan cara menginjak-injaknya dalam ember. Yi Gak hanya menemaninya sambil makan es krim.


Saat Park Ha mengeluh kalau cuaca sangat panas, Yi Gak menawarinya es krim yang sedang ia makan. Park Ha langsung menyambar tawaran Yi Gak dan melahap separuh es krimnya.

Yi Gak bertanya mengapa Park Ha tak pernah menceritakan tentang kakak perempuannya. Park Ha menjelaskan kalau kakaknya menjadi saudaranya saat Ayahnya menikah dengan ibunya yang sekarang, Kakaknya tak mau hubungan keluarga mereka tersebar jadi ia tak pernah membicarakannya.

Park Ha menggerakkan tangannya seperti saat ia terakhir kali ia mabuk. Karena ia sudah menjawab pertanyaan Yi Gak, sekarang ia menyuruh Yi Gak untuk masuk ke ember dan membantunya mencuci.

Tentu saja Yi Gak dengan senang hati mau membantunya. Ia melahap sisa es krim dengan satu suapan, dan menggulung celananya. Pertama kali Yi Gak merasakan dingin dan licinnya air cucian, tapi Yi Gak malah tersenyum gembira.

Aww.. siapa bilang berkencan harus di tempat-tempat yang indah dan mahal? Saling berpegangan, mereka menginjak-injak cucian. Karena ember terlalu kecil untuk berdua, Park Ha hampir saja terjatuh. Untung ada Yi Gak yang menangkapnya.

Se Na khawatir kalau CEO Jang tak mempercayainya. Tapi Tae Moo menenangkan kalau ia telah menunjukkan dokumen tes DNA pada CEO Jang maka Se Na tak perlu khawatir.

Dan benar saja. CEO Jang masuk ke dalam ruangan dan menyapa Se Na dengan nama In Joo. CEO Jang memeluk Se Na, namun dengan nada datar ia berkata, “Senang bertemu denganmu, In Joo.”

Duduk semeja bersama, CEO Jang menyendokkan salah satu hidangan ke piring Se Na dan bertanya apakah ia ingat masa kecilnya?Se Na menceritakan bagaimana ia kehilangan ingatan saat ia berumur 9 tahun.

Cerita itu persis seperti yang Park Ha ceritakan pada Yi Gak. Park Ha menceritakan kalau ia diadopsi dan dibawa ke Amerika. Dan dua tahun yang lalu ia kembali ke Korea, tapi ayahnya sudah meninggal. Setelah itu ia hidup sendiri dan terakhir ia bertemu dengan Yi Gak sampai sekarang.

Yi Gak bertanya apakah Park Ha sudah dapat mengingat semuanya sekarang? Park Ha menggeleng. Ia tak dapat mengingat wajah ayahnya.

Begitu pula yang dikatakan Se Na yang tak dapat mengingat wajah ayahnya. Tapi ia ingat akan cerita saat ia kecil. Saat itu musim dingin dan ia berumur setahun. Ruangan sangat dingin karena keluarganya tak memiliki uang untuk membeli pemanas. Untuk mencegah ia kedinginan ayahnya menaruhnya ke atas perut untuk menghangatkannya.

CEO Jang terperangah mendengar kata-kata Se Na dan bertanya-tanya curiga dalam hati, “Se Na, bagaimana kau bisa mengetahuinya?”

Saat menjemur sprei, Yi Gak mulai menghubungkan kata-kata Park Ha tentang ia adalah adik Se Na. Putri mahkota adalah Se Na dan putri mahkota memiliki adik, yaitu Bu Young.

Ia teringat akan arti nama Bu Young sama dengan nama Park Ha yang berarti adalah bunga teratai.

Mungkinkah?

Pada saat yang bersamaan, Park Ha yang ada di balik jemuran memanggil Yi Gak, “Oy, Yang Mulia,” dan ia menarik tali jemuran ke bawah agar bisa melihat Yi Gak.

Yi Gak terpana, déjà vu seakan melihat adik iparnya lagi dan berkata,








"Park Ha, kau adalah Bu Young."      






sumber : www.kutudrama.com



Tidak ada komentar: